August 2, 2018

IT WAS A LONG JOURNEY.

Semua dari kita pasti memiliki mimpi, sesuatu yang kadang kita lepasin untuk menjalani hidup yang jadi pilihan banyak orang. Banyak dari kita yang percaya kalo mimpi adalah sesuatu yang ga perlu dikejar, namun hanya untuk diangan-anganin saja. Aku ga bisa berkata bahwa apa yang akan kuceritain ini merupakan mimpi terbesar dalam hidupku. Tetapi, ini adalah salah satu hal dari hidupku yang ingin kucapai. Let's get it started!
Mendapatkan kesempatan untuk menuntut ilmu di negeri orang menjadi salah satu impian yang ingin dicapai banyak orang, termasuk aku sendiri. Pada saat aku masih menempuh kuliah S1, aku memiliki keinginan untuk meneruskan studi S2 di negeri ginseng, Korea Selatan, yang mana memang pada saat itu, which is 2012, Korea Selatan memang menjadi salah satu negara yang mulai disorot  publik karena drama, k-pop, variety show, etc. And maybe I was the one of victims of it. Memang, aku sudah kenal drama Korea sejak lama karena Mamaku sendiri penggemar drama Korea dan aku jadi ikut-ikutan nonton and that's it, nggak lebih dari itu. Sampai pada akhirnya di tahun 2012, aku dikenalkan oleh temanku variety show Korea yang akhirnya memunculkan keinginanku untuk sekolah disana dan bergabung dengan tim produksi variety show Korea (okay, dream big girl! lol). Variety show Korea pulalah yang akhirnya membuatku tertarik untuk belajar bahasa Korea, dari situ aku mulai belajar otodidak dan mengikuti kelas formal ataupun private class selama 10 bulan (Mungkin?? Jujur aku nggak inget. Haha) dan sisanya, aku belajar otodidak lagi. Keinginanku untuk sekolah disana semakin besar dan menjadi yang akhirnya aku mengutarkan niatku ke Papa, and he approved it. Bahagia deh akunya. Mulai aku mencari-mencari info gimana caranya sekolah disana, sekolah apa yang bagus, kalau mau S2 harus sekolah bahasa berapa lama dulu, everything lah pokoknya. Udah nih persiapan dokumen beres, saat itu rencananya aku mau sekolah bahasa dulu di Yonsei University (salah satu kampus keren di Korea Selatan ini. Hehe). And then suddenly, my dad changed his mind. He forbidded me to school abroad and it was really tearing my heart aparts. I cried a lot, I resisted. I became so quiet and locked myself in my room for 6 months or more, avoided to talk with my Dad. Yes, I know.  It was so childish when I was thinking back about that. Haha.
However, aku berhasil untuk menerima kenyataan, tapi masih aja tuh ditengah-tengah, trying to convince my Dad for 3 years. Dengan bantuan dari tante-tanteku tercinta, akhirnya hati Papaku luluh. Diberikan lah aku ijin untuk sekolah ke Korea Selatan. BUT! The other problems is my age. Aku sadar umurku ga semuda dulu ketika I was so fearless to take risk. Aku mulai melihat sekelilingku, yang mereka uda mulai settle dengan kerjaan mereka, ada yang udah married, bahkan udah punya anak tuh. Pressure. Haha Meskipun gitu, I was still preparing everything for my study. Aku berusaha untuk mencari beasiswa biar ga membebani papa dengan biaya sekolah di luar negeri yang bisa dibilang ga murah. Mahal bok. Mulai deh cari info lagi, tentang beasiswa apa aja yang ditawarkan buat bisa sekolah disana gratis. Enak donk gratis.
Tahun 2017, yaitu tahun lalu, aku mendaftarkan diri ke banyak tempat dengan menyiapkan lots of backup plan. Papa emang sebenernya sudah mengiyakan untuk membiayai sekolah dan biaya hidupku selama disana, but namanya udah berumur ya dek, malu dikit lah akunya. Berusaha buat cari cara paling murah biar bisa sekolah disana ga pake mahal. Pertama, I tried to apply KGSP (the most prestigious scholarship from South Korea goverment), persaingan ketat bok, apalagi Korea Selatan lagi jadi idaman banyak orang. Banyak tuh yang pengen sekolah disana biar bisa ketemu idol-idol, oppa-oppa cakep. LOL. Aku daftar KGSP via university track, karena aku merasa kalo via embassy it will be so hard. Sengaja nih aku pilih universitas yang ga seberapa populer, pokoknya sekolah disana. Titik. Kedua, aku juga mencoba apply scholarship yang disediain sama KARTS (salah satu universtias disana, full scholarship juga nih, sama ma KGSP, tapi cuma di sekolah ini doank). Nyoba donk. Modal dokumen doank juga. Ketiga, aku apply juga di sekolah yang namanya Geumgang University, tapi buat sekolah bahasa doank karena mereka nyedian scholarship juga tapi di tuitionnya aja. Ya lumayan lah ya, kan paling mahal emang tuitionnya. Aku tahu sekolah ini dari salah satu kenalan aku. Udah dibilangin sama dianya, kalo ni sekolah di gunung banget, jauh dari peradaban. Ya udahlah ya, namanya juga udah dikasi murah, mau berharap apa. Tetaplah aku daftar disitu. And my last option, kalo sampe tiga pilihan pertama aku gagal semua aku tetep bisa berangkat untuk sekolah, yaitu Hanyang University (full bayar sendiri semuanya). Berharapnya waktu itu bisa keterima KGSP nih, soalnya beasiswa yang paling enak lah pokoknya, tinggal bawa badan sama baju aja langsung cus. Namun, memang kenyataan itu pahit. Aku gagal di KGSP, menyusul gagal juga di KARTS, tapiiiii keterima di Geumgang University yang benernya aku juga ga nyangka banget. And moreover, aku terima email dari mereka barengan sama Hanyang University. Bayangin kalo aku nerima dari Hanyang duluan terus udah transfer duit, nangis darah gue. Haha. Berangkat lah aku ke Geumgang University, yang mana emang tempatnya gunung banget, beneran diluar ekspektasi ku. Tapi setelah dijalanin it was fun and I miss it now. Haha. Waktu itu aku berencana 2 semester disana, but because of personal matters aku berakhir cuma 1 semester disana dan menghabiskan sisanya di Indonesia. Sedih tuh pas mutusin cuma 1 semester aja, pengen banget balik, tapi waktu itu galaunya keterlaluan sampe kaya orang gila. Haha.
Kemudian, aku memutuskan untuk mencoba apply KGSP lagi tahun ini tapi via embassy with no expectation at all. Aku juga mendaftar tu ke Chung-Ang University karena secara TOPIK ku udah memenuhi persyaratan. Memang jalan Tuhan itu selalu diluar dugaan kita. Aku merasa keputusanku untuk ga kembali ke Geumgang meneruskan sekolah bahasa itu juga tuntunan dari Tuhan. Aku lolos babak pertama KGSP dan dipanggil wawancara ke Jakarta (bayangin kalo saat itu aku lagi sekolah bahasa di Korea. Haha). It was so indescribable feeling. Dipanggil buat wawancara aja udah bahagia banget guys, dari 500 orang bok, padahal secara akademis juga ga yang extremely good ato gimana. Tapi namanya uda rejeki, emang ga kemana. Hehe. Berangkatlah aku ke Jakarta buat wawancara, disana aku ketemu lots of smart people and aku down tu, langsung aja ga pede. Dalam hati, ya udahlah ya, bisa lolos sampe tahap ini aja uda bersyukur banget aku. Karena aku sudah ga berekspektasi lebih, aku melalui wawancara dengan jawaban jujur, tegas, and trying to enjoy myself. Namanya juga udah ga berharap kan yak. But you know what? Emang yaa good things come when you least expect it. Aku lolos nih ke babak berikutnya. Tapi satu hal! kalau daftar KGSP via embassy, kamu ga bisa lega sampai disitu aja karena perjalanan masih sangat amat panjang. super. banget. Haha. Sambil nunggu kabar dari NIIED, aku dapat kabar kalau bakal wawancara dari Chung-Ang University tuh. Tetep donk dijalanin, dengan keadaan KGSP ku bisa gagal juga. Sedihnya, wawancara ku gagal total, karena bahasa Korea ku belepotan banget dan bahkan ga bisa jawab. Down deh gue. Mampus nih kalo sampe KGSP juga gagal. Ya udahlah ya emang jalannya kudu di Indo aja. Setelah menunggu beberapa minggu, aku dapat kabar dari temenku kalo namaku ada sebagai kandidat KGSP. I am so happy! BUT! Lagi-lagi tapi nih, karena aku via embassy, aku harus dapet yes, dari universitas yang uda aku pilih. Kalo ketiga universitas yang aku pilih ga ada yang nerima aku, yauda bye bye sampe KGSP. Thankfully, aku keterima di ketiga universitas yang sudah aku pilih. Aku pilih deh salah satu, yaitu Yonsei University. Inget ga? Di awal-awal aku ada cerita, aku sempet mau sekolah bahasa di Yonsei University. And here I am. Aku keterima disekolah yang emang awalnya aku pengen. It's so surreal. Kegagalanku di tahun lalu mengantarkan aku menjadi one of the GKS-G Scholars, namaku tertera di internet guys!! I feel so surreal, even now. Ini beneran diluar bayanganku. Aku bisa berangkat ke Korea Selatan untuk sekolah dan dengan beasiswa. Thanks to God. 
Jadi inti dari cerita, DON'T GIVE UP. Kalo itu emang jalan kita, pasti akan ada jalan meskipun ga sesuai sama plan awal kita. But believe it, it will be the best way for us.


No comments:

Post a Comment